BANDUNG, itb.ac.id – Senat Akademik (SA) Institut Teknologi Bandung (ITB) menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) tentang Pembahasan Prioritas Riset ITB Tahun 2020 – 2025, di Hotel Sheraton, Kota Bandung, Jumat (27/9/2019). Tujuan dari FGD tersebut ialah sebagai upaya menghasilkan prioritas riset-riset di ITB yang unggul dan berdaya saing.
Pembahasan prioritas riset tersebut merupakan salah satu program kerja dari Komisi IV Senat Akademik ITB yang membidangi Penelitian, Inovasi, Pengabdian Masyarakat, dan Kerjasama ITB. Disampaikan Ketua Senat Akademik ITB Prof. Hermawan Kresno Dipoyono, Ph.D., saat ini ITB memiliki tujuh fokus riset yang dianggap terlalu besar.
“Dengan menyusun riset yang lebih fokus lagi, diharapkan ITB memiliki daya saing lebih kuat. Selain itu, amanah yang diberikan oleh negara maupun MWA ITB dapat tercapai dalam rentang waktu lima tahun ke depan. Untuk itu kami mengundang narasumber yang kami yakini mampu memberikan masukan sehingga kita tidak salah dalam mengambil keputusan,” ujarnya.
Pada FGD tersebut juga melibatkan semua ketua pusat dan ketua pusat penelitian di lingkungan ITB. “Semoga FGD kita dalam waktu yang singkat ini, bisa merumuskan hal-hal yang diperlukan dalam merumuskan prioritas riset kita,” katanya.
Ada empat topik utama dalam diskusi tersebut yaitu Kebijakan Penelitian di Indonesia, Energi dan Mineral, ICT Mendukung Era Industri 4.0, serta Pangan dan Kesehatan. Diskusi dengan topik Kebijakan Penelitian di Indonesia yang disampaikan oleh tiga pembicara yaitu Direktur Riset dan Pengabdian Masyarakat Kemenristekdikti, Prof. Ocky Karna Radjasa, Direktur Jenderal Inovasi Kemenristekdikti Dr. Jumain Appe, dan Direktur Pendidikan Tinggi, IPTEK, dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas Dr. Hadiat.
Dalam pengantar FGD kali ini, Ketua Komisi IV Senat Akademik ITB Prof. Trio Adiono, Ph.D., mengatakan, tujuan prioritas riset ini bukan hanya sebatas topik saja, tetapi merupakan prioritas yang akan diusung oleh institusi untuk diperjuangkan menjadi suatu riset keunggulan bagi ITB. “Jadi kalau ada pertanyaan ITB unggul di mana, kita bisa menjawab bahwa kita unggul di bidang-bidang tertentu,” ujarnya.
Dia juga menyampaikan, topik-topik prioritas riset yang nantinya diusung adalah topik riset yang tuntas, terutama dalam lima tahun ini. Kemudian juga dapat menjawab tantangan produk riset yang tidak terhilirisasi. “Ini merupakan momen kami di awal untuk bisa merencanakan, dan harapan lainnya kalau mungkin ada kerjasama baik dalam topik-topik yang kita bahas,” ujarnya. Prof. Trio juga menambahkan, para narasumber yang hadir terdiri atas berbagai disiplin keilmuan. Sehingga topik yang dibahas dapat multidisiplin, bisa dihilirisasi, dan komprehensif.
Sementara untuk topik FGD kedua, yaitu tentang Energi dan Mineral akan berfokus pada energi baru dan terbarukan, teknologi penyimpanan energi baterai, dan katalis. Dengan narasumber yaitu Staf ahli Bidang Perencanaan dan Strategis Kementrian ESDM RI Yudo Dwinanda Priaadi, Vice President Process &Facility Refining Operation PT. Pertamina Safii Triyono.
FGD selanjutnya ialah topik tentang ICT Mendukung Era Industri 4.0 yang berfokus pada artificial intelligence, robotics and automation, internet of things, 5G and beyond. dan Head of Artificial Intelligence Bukalapak Muhammad Ghifary.
Selanjutnya Pangan dan Kesehatan dengan fokus diskusi pada bahan/material bernilai tinggi, nanotechnology, biodiversity dan biogeography. Narasumber yang hadir ialah Wakil Direktur Perencanaan dan Pengembangan PT. Bio Farma Neni Nurainy, Ph.D., Direktur Penyaluran Dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit Edi Wibowo, Founder PT. Paragon Technology and Innovation Dr.(HC) Nurhayati Subakat dan Drs Pre Agusta S, Apt, MBA. R&D Director PT. Kalberfarma.
Sumber: https://www.itb.ac.id/news/