Sambutan Ketua SA ITB pada Sidang Terbuka Peringatan Pendidikan Tinggi Teknik Indonesia ke-104 dengan topik “Pentingnya Humaniora dalam Pendidikan Tinggi Teknik”

Bandung, Ketua Senat Akademik Institut Teknologi Bandung Prof. Edy Tri Baskoro, M.Sc., Ph.D.
menyampaikan sambutan dengan topik “pentingnya humaniora dalam pendidikan tinggi Teknik”.

dalam Sidang Terbuka Peringatan Pendidikan Tinggi Teknik Indonesia ke-104 di Aula Barat, ITB Kampus Ganesha, Senin, 3 Juli 2024.

 

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua.

Mari kita panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat, terutama nikmat kesehatan dan kesempatan, yang dianugerahkan kepada kita semua sehingga kita dapat menghadiri acara Peringatan Pendidikan Tinggi Teknik Indonesia ke-104.

Alhamdulilah seluruh perkuliahan dan kegiatan di semester II 2023/2024 telah kita selesaikan dengan baik. Apresiasi yang tinggi kepada seluruh dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa atas dedikasi dan komitmen untuk senantiasa menghadirkan karya terbaiknya untuk ITB, bangsa, dan masyarakat. Apresiasi juga kepada pimpinan ITB yang terus memastikan jalannya kegiatan tridarma yang berkualitas.

Hadirin yang saya hormati,

Pada hari yang bersejarah ini, kita bersama-sama memperingati 104 tahun perjalanan pendidikan tinggi teknik di Indonesia. Institut Teknologi Bandung (ITB), sebagai salah satu pionir dalam pendidikan teknik di tanah air, merasa bangga dan bersyukur dapat berkontribusi dalam membentuk masa depan bangsa melalui inovasi, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. ITB memiliki tanggung jawab besar dalam mempersiapkan generasi mendatang. Dalam Rencana Induk Pengembangan (RENIP) ITB 2025-2050 yang telah ditetapkan melalui Keputusan Majelis Wali Amanat ITB No. 2 Tahun 2024, ITB telah menegaskan komitmennya untuk menjadi pelopor dalam pengembangan humaniora, seni, teknologi, dan sains dalam rangka memikul tanggung jawab menjaga eksistensi NKRI. Karenanya ada keinginan sangat kuat untuk menjadikan ITB sebagai penghela kemuliaan kehidupan yang maju dan harmonis.

Pada era teknologi yang semakin maju, penting untuk menyadari bahwa humaniora memiliki peran krusial dalam membentuk generasi yang tidak hanya unggul secara teknis, tetapi juga memiliki pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai kemanusiaan. Pada kesempatan ini, izinkan kami membahas pentingnya humaniora dalam pendidikan tinggi teknik.

Pada sambutannya di Peringatan Pendidikan Tinggi Teknik ke-103 tahun 2023, Ketua Senat Akademik ITB saat itu, Profesor Hermawan K. Dipojono, telah mengingatkan kita tentang situasi persaingan global kekuatan-kekuatan besar dunia, di mana kita harus terus mencari kesempatan di tengah persaingan global untuk bisa meraih kemajuan. Di tahun ini dunia dihadapkan kepada eskalasi konflik-konflik terbuka yang semakin mengancam dan semakin kejam. Konflik Ukraina-Rusia semakin menjadi-jadi dengan semakin banyak keterlibatan negara-negara persekutuan, dengan persenjataan yang semakin ekstensif. Konflik asimetri antara Palestina dan Israel dengan dukungan berbagai pihak juga semakin mengancam dengan “taruhan” yang semakin besar, dan juga dengan korban yang besar dan tidak proporsional. Beberapa tahun terakhir seakan-akan kita terpana dengan hadirnya kecerdasan buatan yang bisa digunakan dalam tahap komersial. Namun di dalam konflik ini kita menyaksikan kehadiran kecerdasan buatan dalam tahap yang sangat lanjut dengan tujuan penghancuran dalam bentuk drone, persenjataan, sistem surveilans dan peperangan. Hal-hal seperti ini menunjukkan bahwa sains dan teknologi tidaklah netral. Sains dan teknologi tidak bisa lepas dari tata nilai, moral, dan etika. Yang kita perlukan bukan sekedar sains dan teknologi, tetapi sains dan teknologi yang memuliakan kehidupan dan peradaban.

Beberapa terobosan penting yang disebut dalam MIT Technological Review 2023, di antaranya CRISPR gene editing, organ 3D-printing, analisis DNA purba, kecerdasan buatan yang semakin mendekati kesadaran, mass-market drone militer, semuanya adalah temuan yang sarat dengan muatan etika dan moral. Kecerdasan kognitif memandu manusia untuk menemukan sains dan pengertian akan dunia dan semesta kita. Namun kecerdasan kognitif saja tidak cukup untuk memandu perubahan yang dibawa oleh hadirnya sains dan teknologi tadi. Dalam hal ini humaniora menjadi aspek yang penting untuk memandu sains dan teknologi sehingga dapat memuliakan kemanusiaan.

Humaniora mencakup studi tentang sejarah, filsafat, sastra, seni, dan ilmu sosial yang memberikan wawasan tentang kondisi manusia dan masyarakat. Dalam pendidikan tinggi teknik, humaniora memainkan peran penting dalam membentuk kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan pemahaman etika. Mengutip apa yang pernah disampaikan oleh George Lucas, seorang sutradara terkenal dari film “Star Wars” mengatakan bahwa “Ilmu pengetahuan atau sains adalah tentang ‘bagaimana’ dan humaniora adalah tentang ‘mengapa’. Mengapa kita ada di sini? Mengapa kita percaya pada hal-hal yang kita yakini?” Tanpa pemahaman tentang ‘mengapa’, inovasi teknis akan kehilangan arah dan makna yang mendalam. Pendapat ini diperkuat oleh John Lithgow yang mengatakan bahwa: “Without the humanities, life doesn’t have life – that’s the heart of the matter”.

RENIP ITB 2025-2050 menekankan pentingnya mengintegrasikan humaniora ke dalam kurikulum teknik. Integrasi ini bukan hanya untuk memperkaya pengetahuan mahasiswa, tetapi juga untuk membentuk karakter mereka agar menjadi pemimpin yang bijaksana dan bertanggung jawab. ITB menyadari bahwa tantangan masa depan tidak hanya akan berkisar pada inovasi teknik tetapi juga pada kemampuan untuk memahami dan mengelola dampak sosial dan etika dari teknologi tersebut.

Dalam era globalisasi yang semakin kompleks dan dinamis, perguruan tinggi teknik di Indonesia menghadapi tantangan besar dalam mempersiapkan lulusan yang tidak hanya memiliki kompetensi teknis, tetapi juga keterampilan dan wawasan yang lebih holistik. Di sinilah peran humaniora menjadi sangat penting. Integrasi humaniora dalam pendidikan teknik tidak hanya memperkaya kurikulum, tetapi juga mempersiapkan lulusan yang lebih komprehensif, cerdas secara keilmuan, dan memiliki sikap welas asih. Sains dan teknologi seringkali berfokus pada pemecahan masalah teknis yang spesifik dan membutuhkan pendekatan analitis yang kuat. Pemecahan masalah yang efektif tentunya memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, yang diperkaya perspektifnya melalui humaniora.

Teknologi tidak berkembang dalam ruang hampa; ia dipengaruhi oleh dan berdampak pada konteks sosial dan budaya. Pemahaman tentang dinamika sosial dan budaya membantu insinyur dan saintis untuk merancang solusi yang lebih relevan dan dapat diterima oleh masyarakat. Humaniora memberikan wawasan tentang bagaimana teknologi dapat digunakan untuk kebaikan bersama dan bagaimana menghindari dampak negatif yang tidak diinginkan.

Nilai sosial dari humaniora memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat dalam berbagai cara. Disiplin ilmu ini berperan penting dalam menciptakan toleransi dan pemahaman antar warga, yang pada akhirnya meningkatkan kohesi sosial. Humaniora juga membantu dalam proses pengambilan keputusan, terutama ketika menghadapi isu-isu etika yang kompleks di masyarakat. J. Irwin Miller, seorang industrialis dan pendukung hak-hak sipil yang terkenal, menyatakan bahwa “Panggilan humaniora adalah untuk membuat kita benar-benar menjadi manusia dalam arti yang sebenarnya,” menekankan sifat transformatif dari bidang ini.

Keterampilan serbaguna yang ditawarkan oleh humaniora memberikan manfaat langsung bagi individu, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional mereka. Filsuf dan profesor ilmu hukum Amerika, Martha Nussbaum, menyatakan bahwa “Para pemimpin bisnis menghargai ilmu humaniora, karena mereka menyadari bahwa untuk berinovasi, dibutuhkan lebih dari sekadar pengetahuan hafalan. Anda memerlukan imajinasi yang terlatih.”

Integrasi humaniora dalam kurikulum teknik dapat dilakukan melalui berbagai cara, diantaranya dengan memasukkan mata kuliah wajib dan pilihan dalam bidang humaniora sebagai bagian dari setiap kurikulum, meliputi mata kuliah dalam etika profesional, sejarah teknologi, sastra, filsafat, dan studi budaya. Selain itu, dapat dilakukan dengan mendorong mahasiswa untuk terlibat dalam proyek interdisiplin yang menggabungkan aspek teknik dan humaniora. Misalnya, proyek yang mengeksplorasi dampak sosial dari teknologi tertentu atau yang menggabungkan desain teknis dengan elemen seni dan budaya.

Mengingat pentingnya peran Humaniora dalam pendidikan tinggi teknik, sudah sampai waktunya ITB untuk mengembangkan ilmu humaniora di ITB secara terstruktur dan sistematis sehingga pohon keilmuan tersebut dapat berkembang baik dan memberi “warna” kemanusiaan dalam berbagai kegiatan pendidikan, penelitian dan inovasi, serta memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat.

Universitas terkemuka seperti MIT, melalui School of Humanities, Arts, and Social Sciences, telah lama dan sukses mengintegrasikan humaniora dalam pendidikan tekniknya serta memiliki program studi yang kuat dalam filsafat, psikologi, seni, sastra, dan ilmu sosial yang berjalan seiring dengan program studi teknik dan sains. Program ini membantu menghasilkan lulusan yang tidak hanya ahli dalam bidang teknik tetapi juga memiliki pemahaman mendalam tentang konteks sosial dan budaya.

Sebagai penutup, dalam era teknologi yang semakin maju ini, sekali lagi pentingnya humaniora dalam pendidikan tinggi teknik tidak dapat diabaikan. Humaniora memberikan dasar yang kuat bagi lulusan untuk menjadi pemimpin bijaksana, inovatif, dan bertanggung jawab. Dalam RENIP ITB 2025-2050, ITB berkomitmen dalam memajukan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, ilmu sosial, dan ilmu humaniora untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sejalan dengan dinamika masyarakat Indonesia serta masyarakat dunia, dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, sosial, dan lingkungan melalui kegiatan tridarma. Dengan demikian, ITB terus berkontribusi pada kejayaan Indonesia melalui teknologi masa depan yang manusiawi dan bermakna.

Terakhir, kami mengucapkan selamat kepada seluruh warga ITB dan seluruh sivitas akademika pendidikan teknik se-Indonesia, selamat merayakan Peringatan Pendidikan Tinggi Teknik Indonesia ke-104, mari kita senantiasa meningkatkan darma bakti untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai bersama.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Bandung, 3 Juli 2024

Prof. Edy Tri Baskoro, M.Sc., Ph.D.
Ketua Senat Akademik ITB

Berita Terkait