Bandung, Ketua Senat Akademik Institut Teknologi Bandung Prof. Edy Tri Baskoro, M.Sc., Ph.D. memberikan Sambutan pada Acara Sidang Terbuka Peringatan 105 Tahun Pendidikan Tinggi Teknik di Indonesia di Aula Barat, ITB Kampus Ganesha, pada hari Kamis, 3 Juli 2025.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua.
Hari ini, kita berkumpul dalam suasana penuh rasa syukur dan kebanggaan untuk memperingati 105 tahun perjalanan Pendidikan Tinggi Teknik di Indonesia. Sebuah perjalanan panjang yang penuh dengan capaian, inovasi, dan dedikasi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi demi kemajuan bangsa.
Namun, di tengah perayaan yang membanggakan ini, kita dihadapkan pada kenyataan bahwa saat ini kita berada dalam masa-masa yang penuh tantangan dan ketidakpastian. Pecahnya berbagai konflik—terutama di kawasan Timur Tengah, antara Israel, Palestina, dan Iran, serta melibatkan Amerika Serikat dalam perang terbuka, berpotensi memicu konflik global yang menjadi ancaman nyata bagi perdamaian, dan keselamatan, serta peradaban umat manusia.
Konflik Timur Tengah memberi dampak multidimensi terhadap Indonesia. Dampak paling nyata akan terlihat pada kenaikan harga energi, instabilitas ekonomi, dan potensi ancaman keamanan dalam negeri. Namun, di sisi lain, konflik ini juga membuka ruang bagi Indonesia untuk mengambil peran diplomatik yang lebih besar di panggung internasional. Yang penting adalah bagaimana pemerintah mampu menjaga keseimbangan antara kepentingan nasional, sikap moral global, dan stabilitas dalam negeri.
Dalam situasi geopolitik global yang tidak menentu ini, Indonesia dihadapkan pada kebutuhan mendesak untuk membangun kemandirian nasional melalui strategi pembangunan berbasis inovasi. Ketergantungan pada energi fosil impor dan rantai pasok global menempatkan Indonesia dalam posisi rentan terhadap gejolak eksternal. Oleh karena itu, penguatan fondasi sains dan teknologi menjadi krusial sebagai mesin utama untuk transformasi ekonomi, ketahanan nasional, dan keberlanjutan pembangunan. Inovasi bukan lagi pilihan, tetapi kebutuhan strategis agar Indonesia dapat mengatasi ketidakpastian global, memperkuat daya saing industri nasional, serta menjaga stabilitas domestik dalam menghadapi krisis global.
Pembangunan berbasis inovasi bukan hanya jalan menuju daya saing global, melainkan juga strategi pertahanan nasional non-militer dalam menghadapi krisis multidimensi. Penguatan riset dan teknologi dalam bidang energi baru-terbarukan, pertanian cerdas, teknologi informasi, serta otomasi industri akan membuat Indonesia lebih tangguh menghadapi tekanan eksternal, baik dari sisi geopolitik maupun geostrategis.
Dalam kerangka ini, peran perguruan tinggi teknik menjadi sangat penting sebagai pusat inovasi, penghasil riset strategis, dan pencetak talenta masa depan. Selain itu, perguruan tinggi teknik harus didorong menjadi ujung tombak transformasi ilmu pengetahuan ke dalam solusi nyata. Kolaborasi antara kampus, industri, dan pemerintah—dalam kerangka triple helix—perlu diperkuat untuk memastikan bahwa riset tidak berhenti di jurnal, tetapi hadir di lapangan: menjawab tantangan pangan, energi, infrastruktur, pertahanan, dan ekonomi digital. Saat dunia dilanda ketidakpastian, justru di situlah Indonesia harus mantap melangkah dengan fondasi yang kokoh: inovasi untuk kedaulatan dan kemajuan bangsa.
Namun, kita juga tidak bisa mengabaikan tantangan dari dalam. Salah satunya adalah keterbatasan anggaran dan kebutuhan untuk mengelola sumber daya secara efisien. Pengelolaan yang cerdas dan inovatif menjadi kunci untuk memastikan program-program akademik dan riset berjalan berkelanjutan.
Tidak kalah pentingnya adalah fenomena yang tengah berlangsung secara global, yaitu turunnya minat generasi muda terhadap bidang teknik dan sains, sementara tuntutan pasar kerja terhadap lulusan teknik dan sains justru semakin tinggi dan kompleks. Kita menghadapi dilema besar, di mana kebutuhan akan tenaga ahli teknik sangat mendesak, namun minat untuk menekuni bidang ini terus menurun (data World Economic Forum 2025 dan PDDIKTI 2021-2024). Hal ini menuntut kita untuk merancang strategi yang tidak hanya meningkatkan kualitas pendidikan, tetapi juga mampu menarik minat dan motivasi para calon mahasiswa, agar mereka melihat bidang teknik dan sains sebagai pilihan karir yang menjanjikan dan bermakna dalam pembangunan masa depan bangsa.
Hadirin yang saya hormati,
Ada beberapa hal penting yang perlu kita tekankan dalam pelaksanaan kebijakan yang akan kita jalankan demi kemajuan perguruan tinggi teknik. Pertama, kita harus memupuk budaya ilmiah yang unggul. Budaya ilmiah ini adalah landasan utama yang menjadi sumber kekuatan dalam mengembangkan pendidikan, penelitian, dan inovasi. Budaya ini tidak hanya menjadi jargon, tetapi harus benar-benar dihidupkan dan ditumbuhkembangkan secara konsisten, dimulai dari para dosen yang memiliki peran strategis sebagai teladan dan pembimbing bagi mahasiswa. Ketika dosen mampu mentransfer semangat ilmiah yang tinggi kepada mahasiswa, maka akan tercipta generasi yang tidak hanya kompeten secara teknis tetapi juga memiliki integritas dan kreativitas yang tinggi.
Kedua, kita sangat perlu mengupayakan suatu afirmasi khusus terhadap bidang-bidang sains, rekayasa, dan teknik. Afirmasi ini sangat penting agar bidang-bidang tersebut tetap menarik dan mampu meningkatkan minat para siswa untuk memilih dan terjun ke dalamnya. Afirmasi ini harus diwujudkan dalam berbagai bentuk dukungan, baik dari segi kebijakan pendidikan, pemberian beasiswa, fasilitas yang memadai, hingga promosi yang efektif tentang betapa strategis dan menjanjikannya karir di bidang teknik bagi pembangunan bangsa dan kesejahteraan masyarakat.
Kebijakan ke depan harus diarahkan untuk menciptakan iklim akademik yang kondusif, inovatif, dan inklusif, yang tidak hanya mendorong pencapaian akademik, tetapi juga menumbuhkan rasa cinta dan bangga terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan langkah-langkah tersebut, perguruan tinggi teknik Indonesia akan semakin siap menghadapi tantangan zaman dan terus berkontribusi nyata bagi kemajuan bangsa.
Melalui sinergi kebijakan yang tepat, inovasi dalam pembelajaran, dan keterlibatan aktif semua pemangku kepentingan, saya yakin perguruan tinggi teknik Indonesia mampu menjawab tantangan ini. Kita perlu menciptakan iklim akademik yang kondusif, inklusif, dan inspiratif—sebuah ruang di mana budaya ilmiah unggul tumbuh kuat, dan gairah terhadap ilmu pengetahuan serta teknologi terus menyala.
Semua ini sejalan dengan visi besar bangsa dalam mewujudkan Generasi Emas 2045. Perguruan tinggi teknik harus tampil sebagai agen perubahan, memperkuat pembangunan manusia, memperluas pemberdayaan masyarakat, dan mempercepat hilirisasi hasil riset ke dalam produk nyata yang memberikan nilai tambah ekonomi nasional.
Dalam konteks ini, Senat Akademik ITB turut mengambil peran melalui kebijakan strategis yang baru kami tetapkan: yakni, Norma Pengelolaan Penelitian, Inovasi, Pengabdian Masyarakat, Kerja Sama, dan Layanan Kepakaran ITB. Pendekatan baru yang berbasis luaran dan dampak nyata ini difokuskan pada empat ranah utama atau domain kegiatan: (1) Kebutuhan spesifik daerah, (2) Kebutuhan strategis nasional, (3) Masalah-masalah global, dan (4) Frontiers in sciences and emerging technology. Kebijakan ini diharapkan dapat memperluas kontribusi ITB tidak hanya secara lokal dan nasional, tapi juga di tingkat global.
Untuk mencapai visi sebagai institusi kelas dunia, ITB sebagai bagian dan mungkin lokomotif dari PTTI telah menetapkan target strategis untuk masuk dalam 150 besar QS World University Rankings pada tahun 2030. Ini bukan sekadar ambisi peringkat, melainkan cerminan dari tekad kita untuk meningkatkan kualitas pendidikan, penelitian, dan kontribusi global secara menyeluruh. Penguatan kualitas riset berdaya saing internasional, peningkatan jumlah publikasi bereputasi dan kolaborasi global, serta pengayaan kurikulum dan lulusan yang relevan dengan tantangan masa depan, akan menjadi fondasi utama pencapaian target tersebut.
Kita juga perlu mendorong internasionalisasi yang lebih progresif, dengan menarik mahasiswa dan dosen dari berbagai negara, memperluas jejaring riset lintas batas, dan membangun reputasi akademik ITB di mata dunia. Seluruh langkah ini perlu didukung oleh tata kelola yang kuat, kolaboratif lintas unit, dan berorientasi pada keberlanjutan. Mari kita bersama-sama bergerak maju untuk menegaskan peran ITB sebagai institusi unggul yang berkontribusi nyata bagi ilmu pengetahuan, teknologi, dan peradaban global.
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberi kita kekuatan dan hikmah dalam menunaikan tanggung jawab ini.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Bandung, 3 Juli 2025
Prof. Edy Tri Baskoro, M.Sc., Ph.D.
Ketua Senat Akademik ITB