SAMBUTAN KETUA SENAT AKADEMIK PADA DIES NATALIS KE-66 ITB

Bandung, Ketua Senat Akademik Institut  Teknologi Bandung  Prof. Edy Tri  Baskoro, M.Sc., Ph.D. memberikan Sambutan pada Acara Sidang Terbuka Dies Natalis ke- 66 Institut Teknologi Bandung.  di Aula Barat, ITB Kampus Ganesha, Senin, 3 Maret 2025.

 

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua.

 

Mari kita panjatkan segala puji syukur kepada Sang Ilahi, Tuhan Semesta Alam yang telah memberi nikmat yang tak hingga banyaknya, termasuk nikmat kesehatan dan kesempatan, sehingga kita dapat menghadiri acara Dies Natalis ke-66 Institut Teknologi Bandung.

 

Perkuliahan Semester II 2024/2025 telah berjalan dengan baik sedikitnya selama dua minggu. Untuk itu, kami menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa atas dedikasi serta komitmen semua untuk terus menghadirkan karya terbaik bagi ITB, bangsa, dan masyarakat. Penghargaan juga kami berikan kepada pimpinan ITB yang senantiasa memastikan terlaksananya kegiatan tridarma secara berkualitas.

Hadirin yang saya hormati,

 

Hari ini, kita bersama-sama merayakan Dies Natalis Institut Teknologi Bandung, sebuah momentum bersejarah yang menandai perjalanan panjang ITB sebagai institusi pendidikan tinggi yang berkomitmen pada keunggulan, inovasi, dan dedikasi dalam membangun bangsa. Dalam kesempatan istimewa ini, izinkan saya mengucapkan selamat kepada ITB yang kini memasuki babak baru di bawah kepemimpinan Rektor baru Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara, M.T. Perubahan kepemimpinan adalah bagian dari dinamika sebuah institusi yang sehat, dan kita semua optimis bahwa di bawah kepemimpinan yang baru, ITB akan terus berkembang dengan melanjutkan hal-hal signifikan yang telah dicapai dalam kepemimpinan Rektor sebelumnya, Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D, sehingga ITB dapat memberikan kontribusi yang lebih besar bagi masyarakat dan dunia.

 

Kita menyadari bahwa perjalanan ke depan tidaklah mudah. Kita berada dalam dunia yang tengah mengalami polarisasi, ancaman perang dagang, krisis ekonomi, konflik militer berkepanjangan yang mengancam tatanan global. Mau tidak mau kita akan terdampak semua ini.  Dunia pendidikan menghadapi berbagai tantangan berat, baik secara internal mau pun eksternal. Dengan proliferasi teknologi informasi, kita dihadapkan pada hingar-bingarnya informasi. Sistem pendidikan kita perlu membekali lulusan dengan kecerdasan untuk dapat menavigasi gelombang informasi dengan nalar dan nurani. Tentunya masalah besar yang membayangi di tahun mendatang adalah masalah pendanaan pendidikan tinggi, yakni bagaimana kita dapat mempertahankan, bahkan meningkatkan kualitas pendidikan dan riset di tengah keterbatasan dan efisiensi anggaran.

 

Di tengah berbagai tantangan ini, ITB harus terus maju, tidak boleh terhambat oleh keterbatasan. Justru, dalam kondisi sulit inilah nilai-nilai yang telah diwariskan oleh para pendiri ITB menjadi semakin relevan. Kepeloporan dan kejuangan adalah modal utama kita. Semangat inovasi, keberanian untuk menjadi yang terdepan, serta kegigihan dalam menghadapi segala rintangan harus terus kita jaga dan kembangkan.

 

Sebagai bagian dari upaya untuk menghadapi tantangan masa depan, ITB telah memiliki Rencana Induk Pengembangan ITB (RENIP ITB) 2025-2050 sebagai pedoman arah pengembangan institusi jangka panjang. RENIP ITB ini menjadi landasan bagi seluruh strategi akademik, penelitian, inovasi, serta kerja sama nasional dan internasional, agar ITB tetap menjadi institusi yang relevan dan berdaya saing global. Dengan panduan ini, ITB diharapkan dapat terus berkontribusi dalam menghasilkan ekosistem ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi yang berdampak luas bagi masyarakat.

 

Sejalan dengan itu, kita dapat belajar dari strategi yang diterapkan oleh universitas-universitas terkemuka di dunia. Universitas seperti MIT dan Stanford di Amerika Serikat telah membangun ekosistem inovasi yang kuat dengan mengintegrasikan riset akademik dengan kebutuhan industri dan masyarakat. Mereka mengembangkan pusat-pusat inovasi yang berkolaborasi erat dengan perusahaan teknologi besar, pemerintah, dan institusi lainnya. Di Eropa, Universitas Oxford dan ETH Zurich mengembangkan model pendidikan berbasis riset yang memungkinkan mahasiswa untuk terlibat dalam proyek-proyek penelitian mutakhir sejak dini. Sementara di Asia, Universitas Nasional Singapura (NUS) dan Universitas Tsinghua di Tiongkok menunjukkan bagaimana kebijakan pendidikan berbasis kolaborasi industri dan globalisasi dapat mempercepat pencapaian institusi dalam skala internasional.

 

Kita juga dapat belajar dari best practices di Malaysia, di mana universitas-universitas seperti Universiti Malaya dan Universiti Teknologi Malaysia telah berhasil membangun ekosistem riset yang kuat melalui kebijakan yang mendorong penelitian multidisiplin dan kolaborasi erat dengan industri. Mereka juga menerapkan sistem pendanaan yang lebih fleksibel, memungkinkan universitas untuk mencari sumber dana alternatif melalui kerja sama dengan sektor swasta dan organisasi internasional. Model ini patut kita pertimbangkan agar ITB dapat lebih mandiri dan mampu meningkatkan daya saing globalnya.

 

Di ITB, kita telah dan perlu terus mengambil langkah-langkah strategis serupa. Kita perlu memperkuat jaringan kemitraan akademik, memperluas peluang penelitian kolaboratif, serta memastikan bahwa inovasi yang kita hasilkan dapat memberikan dampak nyata bagi masyarakat. Selain itu, budaya akademik yang kuat harus terus dibangun. Scientific temper—semangat berpikir kritis, keingintahuan ilmiah, dan keterbukaan terhadap ide baru—harus menjadi fondasi dalam setiap aktivitas akademik. Kita harus membangun ekosistem yang mendorong kebebasan akademik, dialog yang terbuka, serta penghormatan terhadap perbedaan pemikiran.

 

Tidak kalah pentingnya adalah membangun budaya kolaborasi dan sinergi. Dalam menghadapi tantangan global, pendekatan yang berbasis kerja sama antar-disiplin ilmu harus menjadi prioritas. Senat Akademik ITB memiliki peran penting dalam mengawal agar kebijakan akademik yang diterapkan mendukung terciptanya lingkungan yang kondusif bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berorientasi pada kepentingan publik.

 

Senat Akademik memiliki peran strategis dalam menjaga dan mengembangkan kualitas akademik di ITB melalui fungsinya dalam menyusun, merumuskan, menetapkan kebijakan, memberikan pertimbangan, dan melakukan pengawasan di bidang akademik. Senat juga berperan penting dalam mendorong pembentukan agenda riset, pengembangan program studi, dan perumusan kebijakan yang mendukung daya saing global. Kita semua harus mengupayakan agar kebijakan akademik yang diterapkan tidak hanya menjaga standar keilmuan yang tinggi, tetapi juga mendorong inovasi dan kolaborasi lintas sektor. Dalam hal ini, Senat Akademik akan senantiasa bergandengan tangan dengan Rektor dan Majelis Wali Amanat untuk memastikan bahwa setiap langkah yang diambil selalu mengacu pada kepentingan terbaik bagi kemajuan ITB sebagai perguruan tinggi kelas dunia.

Akhir kata, marilah kita bersama-sama menjadikan Dies Natalis ini sebagai momentum untuk memperbarui semangat juang kita dalam menjawab tantangan, baik nasional maupun global. Mari kita perkuat tekad untuk terus membawa ITB ke tingkat yang lebih tinggi, menjadikannya universitas globally respected and locally relevant,  yang tidak hanya unggul dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, ilmu sosial dan ilmu humaniora, tetapi juga mampu memberikan dampak positif yang nyata bagi bangsa dan dunia.

 

Vivat ITB! Semoga kita semua selalu diberikan kekuatan dan kebijaksanaan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab kita.

 

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Bandung, 3 Maret 2025

 

 

Prof. Edy Tri Baskoro, M.Sc., Ph.D.

Ketua Senat Akademik ITB

Berita Terkait